Wamena (30/05/2025) — Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Provinsi Papua Pegunungan menggelar pertemuan penting bersama tokoh masyarakat Kabupaten Nduga guna merespons insiden penembakan terhadap anggota Polres Jayawijaya, Bripka Marsidon Debataraja, yang terjadi di halaman RSUD Wamena pada Rabu malam (28/5).

Pertemuan yang berlangsung pada Jumat (30/5/2025) di Aula KPPN Wamena ini dipimpin langsung oleh Anggota BP3OKP, Hantor Matuan dan dihadiri oleh Koordinator HAM Papua Pegunungan, tokoh masyarakat Nduga, perwakilan DPRP, serta unsur perempuan relawan pengungsi.
Dalam pembukaan, Hantor menegaskan bahwa pertemuan ini digagas atas inisiatif BP3OKP sebagai bentuk kepedulian terhadap stabilitas keamanan Wamena yang menjadi pusat aktivitas 8 kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan. Hantor juga menekankan bahwa isu keterlibatan warga Nduga dalam insiden tersebut harus diklarifikasi secara cermat agar tidak menimbulkan prasangka, stigma, dan potensi konflik horizontal.
Selain itu, Koordinator HAM, Teo Hesegem, menyebut bahwa insiden tersebut adalah pelanggaran HAM serius dan menuntut penelusuran tuntas oleh pihak berwajib. Anggota DPRP Provinsi Papua Pegunungan dari Dapil Nduga, Mile Gwijangge, menegaskan perlunya klarifikasi resmi dari aparat dan pemerintah agar berita simpang siur tidak memicu provokasi.
Sementara itu, tokoh perempuan Nduga, Raga Kogoya, meminta pemerintah pusat, Kabupaten Nduga, dan Jayawijaya duduk bersama membahas rencana pemulangan pengungsi dengan jaminan keamanan dan kehidupan layak.
Dukungan terhadap pendekatan damai juga datang dari Fransiskus Abarue Elosak dari Pokja Papua Polhukam, yang menekankan bahwa Wamena adalah tempat bersejarah bagi semua masyarakat Papua Pegunungan.

Di akhir pertemuan, BP3OKP menyampaikan komitmennya untuk terus menjadi jembatan dialog antara masyarakat dan pemerintah demi perdamaian Papua Pegunungan. Pertemuan ini dianggap strategis dalam mencegah konflik sosial yang lebih luas serta menjadi contoh nyata pentingnya komunikasi terbuka dan pendekatan humanis dalam menyelesaikan persoalan keamanan di Tanah Papua.
Oleh: Aulia Septianingrum R. N.