Manokwari- Senin, (18/11) bertempat di Ruang Rapat Kelompok Kerja (POKJA) BP3OKP Papua Barat, anggota Pokja BPP yang terdiri dari Muga Romanus dari Pokja Papua Sehat, Daru Cahyono dari Pokja Papua Polhukam, Lalu Suprapta dan Victor Towansiba dari Pokja Papua Produktif dan Edy Wambrauw dan Ayub Msiren dari Pokja Papua Cerdas, berkumpul dan melakukan audiensi bersama sejumlah Dewan Adat Papua di Provinsi Papua Barat.
Kegiatan dibuka oleh Bapak Edy Wambrauw dengan menindaklanjuti kegiatan workshop yang sudah dilakukan sebelumnya di Sorong. Hal ini sejalan dengan hasil diskusi dengan ibu Irene Manimbuy selaku Anggota BPP Provinsi Papua Barat yang menjelaskan bahwa dewan adat akan berdiri sebagai Orang Asli Papua (OAP). Juga Dalam rangka penataan tanah adat dan penetapan wilayah adat, Provinsi Papua barat termasuk Kab Manokwari Anggota BP3OKP memiliki program untuk penetapan Hak Wilayat dan penyusunan peta Tanah Adat.
Dewan Adat Papua memberikan pandangan bahwa Pemetaan tanah harus disusun sesuai dengan marga dengan suku yang ada, harus ada jaminan hukum yang menyangkut tentang penduduk di propinsi Papua terdiri dari siapa saja dan dengan rujukan yang jelas. Pemerintah wajib menghormati tatanan dari masyarakat adat serta membuat regulasi yang menjamin. masyarakat Papua sebagai subjek pembangunan, dalam pelaksanaan papua sehat, produktif, dan cerdas juga harus melihat kembali bagaimana masyarakat ini berperan. Selain itu masyarakat ada juga meminta adanya subsidi langsung dari pemerintah, dan pendataan data OAP bekerja sama dengan dukcapil provinsi, sehingga arah subsidi itu menjadi jelas. Sementara untuk papua produktif kami mengarahkan bagaimana masyarakat dapat diberdayakan dengan baik, sebagai contoh orang papua di sektor pertanian memiliki komoditas tertentu di daerah masing-masing tetapi belum dikembangkan dan diberdayakan secara maksimal. Lalu, terkait kesehatan orang Papua seharusnya bisa diberikan fasilitas kesehatan, papua cerdas orang papua harus diberi pendidikan yang layak dan gratis untuk mendukung masyarakat papua yang terdidik dan dapat berperan di tanah Papua, sudah saatnya orang papua bangkit dari keterpurukan.
Selanjutnya Kelompok Kerja memaparkan program mereka yang dimulai dari Pokja Papua Cerdas yaitu pendirian Sekolah Menengah Atas program pola asrama, agar memutus pola pergaulan yang buruk antara anak dengan lingkungannya, menciptakan database guru pendidik, database jumlah anak papua, pendirian balai pembangunan untuk orang papua. Papua Produktif mengusulkan pengelolaan sumberdaya pertanian dan perkebunan, pembukaan lahan pertanian, pembentukan pendampingan kelompok peternak, penyediaan lokasi senibudaya galeri seni untuk seniman papua, pembentukan UMKM untuk mama-mama papua, hasil perikanan dan kelautan dengan digitalisasi. Pokja Papua Sehat memiliki program peningkatan pelayanan kesehatan dengan adanya dokter spesialis, menyediakan kartu layanan sehat, mendirikan laboratorium herbal papua, dan untuk Pokja Papua Polhukam peningkatan kapasitas dewan adat papua, Pembentukan regulasi yang jelas, Perekrutan, pembinaan dan pendampingan penjagaan di tanah papua.
Audiensi berjalan dengan kondusif dengan adanya saling bertukar pikiran antara dewan adat dengan tim Pokja Provinsi Papua Barat.